Aspek Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum

Aspek Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum

Aspek strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentang kurikulum, baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum(delivery system) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengertian strategi pembelajaran dalam hal ini meliputi pendekatan,prosedur, metode, model, dan teknik yang dipergunakan dalam menyajikan bahan/isi kurikulum.

Sudjana (1988) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien. Dengan kata lain, strategi ini berhubungan dengan siasat atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan kurikulum secara sistemik dan sistematik. Sistemik mengandung arti adanya saling keterkaitan di antara komponen kurikulum sehingga terorganisasikan secara terpadu dalam mencapai tujuan, sedangkan sistematik mengandung pengertian bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru secara berurutan sehingga mendukung tercapainya tujuan.

Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampaian bahan/isi kurikulum ini. Richard Anderson (Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru, di mana aktivitas guru dalam suatu proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan ini bersifat teacher centered. Selanjutnya, pendekatan kedua lebih berorientasipada siswa. Pendekatan ini bersifat student centered yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama, di mana aktivitas siswa dalam prosespembelajaran lebih dominan dibandingkan guru.

baca juga : Kurikulum PAUD dengan Pendekatan HighScope

Tipe otokratis dan demokratis

Pendekatan pertama dalam paragraf di atas disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Massialas(Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Sudjana(1990) menghasilkan lima macam model berkadar CBSA, yaitu modeldelikan (dengar-lihat-kerjakan), model pemecahan masalah, model induktif,model deduktif, dan model deduktif-induktif. Bruce Joyce dan Marsha Weil(1980) dalam bukunya yang terkenal (Models of Teaching), mengemukakan empat kelompok atau rumpun model, yaitu model pemrosesan informasi(information processing models), model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku (behavioral models). Setiap rumpun model tersebut mengandung enam komponen umum, yaitu orientasi, sintaks, sistem sosial,prinsip reaksi, sistem bantuan (support system), dan efek instruksional. Apabila ditelaah lebih jauh, hakikat dan isi dari setiap strategi/pendekatan/model yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kutub strategi yang ekstrem, yaitu di satu pihak ada strategi yang berorientasi kepada guru dan strategi yang berorientasi kepada siswa.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *