Aspek Evaluasi dalam Kurikulum Sekolah

Aspek Evaluasi dalam Kurikulum Sekolah

Aspek evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalampengembangan suatu kurikulum, baik pada level makro maupun mikro.Komponen evaluasi ini ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuduyang telah ditentukan, serta menilai proses implementasi kurikulum secarakeseluruhan, termasuk juga menilai kegiatan evaluasi itu sendiri. Hasil dari kegiatan evaluasi ini dapat dijadikan sebagai umpan balik (feedback) untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pengembangan komponen-komponen kurikulum.

baca juga : Peranan dan Fungsi Kurikulum di Sekolah

Evaluasi Pennetu Kebijakan Pengambilan keputusan

Pada akhirnya hasil evaluasi ini dapat berperan maupun sebagai masukan bagi penentuan kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan kurikulum khususnya, dan pendidikan pada umumnya, baik bagi para pengembang kurikulum dan para pemegang kebijakan pendidikan, maupun bagi para pelaksana kurikulum pada tingkat lembaga pendidikan(seperti guru, kepala sekolah). Pada awal perkembangannya, konsep evaluasi banyak sekali dipengaruhi secara dominan oleh konsep pengukuran (measurement).

Salah satu,misalnya konsep yang dikemukakan oleh Ralph W. Tyler (1975). Ia mengungkapkan bahwa proses evaluasi ini merupakan proses yang sangat esensial guna mengetahui apakah tujuan (objectives) secara nyata telan terealisasikan. Sementara itu, Hilda Taba (1962) juga berpendapat bahwa Secara prinsipil yang menjadi fokus dari evaluasi ini adalah tingkatan dimana siswa mencapai tujuan. Pengertian-pengertian evaluasi tersebut lebih diarahkan atau berorientasi kepada perubahan perilaku, dan lebih mementingkan hasil atau produk belajar, kurang memperhatikan proses dan kondisi-kondisi belajar yang mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Hasan(1988), pengertian evaluasi seperti itu sudah dianggap tidak lagi memenuhi makna evaluasi yang sesungguhnya. Apa yang dikemukakan Tyler mengenai perubahan tingkah laku siswa hanyalah merupakan salah satu aspek kajian evaluasi, baik evaluasi pendidikan maupun evaluasi kurikulum. Perkembangan selanjutnya dari konsep evaluasi ini, menurut Hasan(1988), berpegang pada satu konsep dasar yaitu adanya pertimbangan (judgement). Dengan pertimbangan inilah ditentukan nilai (worth/merit) dari sesuatu yang. sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan bukanlah  suatu kegiatan evaluasi. Dengan demikian, pengertian evaluasi harus diarahkan pada suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan artidari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *