Postingan ini membahas tentang landasan keilmuan dan empiris PAUD . Materi diambil dari buku Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini yang ditulis oleh Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd
Aspek Keilmuan
Pendidikan Anak Usia Dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Yaitu: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neurosains (ilmu tentang perkembangan otak manusia). Dalam mengembangkan potensi belajar anak, maka harus diperhatikan aspek-aspek pengembangan yang akan dikembangkan. Sesuai dengan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak dapat menguasai beberapa kemampuan dengan baik. Selanjutnya berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan dimasa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya (individual differences).
Aspek Empiris
Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting. Antara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak itu yang terpakai. Hal itu disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan fungsi otak. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2003, diperkirakan jumlah anak usia dini yaitu 0-6 tahun di Indonesia adalah 26,17 juta jiwa, baru sekitar 7,16 juta saja yang mendapat pendidikan sejak usia dini sisanya 19,01 juta jiwa belum tersentuh PAUD. Ini dikarenakan rendahnya kualitas SDM, terpuruknya kualitas pendidikan di segala bidang dan tingkatan, dipengaruhi input dari siswanya, Posyandu dan BKB dijadikan sebagai wadah pemberian stimulasi pada anak usia dini. Setiap anak tentu sudah terbekali oleh suatu pola asuh dan konsepkonsep hidup tertentu. Oleh sebab itu, dalam mengembangkan potensi anak, haruslah diperhatikan hal-hal apa saja yang sudah menjadi dasar pengetahuan anak yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Landasan keilmuan dan empiris PAUD merupakan lanjutan materi dari landasan filosofis dan religi pada PAUD. Materi ini merupakan Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Dengan mengetahui landasan dasar yang menjadi fondasi penyelenggaraan PAUD diharapkan tercapainya tujuan pendidikan anak usia dini.
baca juga : Landasan Filosofis dan Religi Pada PAUD